Mengenal Bangun Daun (Circumscription) Lengkap

Diposting pada

Umumnya, Bangun daun merupakan bentuk helaian daun secara keseluruhan. Untuk melihat bangun daun hanya perlu di lihat satu helai daun (lamina) saja. Jika daun tersebut merupakan daun majemuk, untuk melihat bangun daunnya dapat di amati pada satu helaian anak daunnya.

Bila helaian daun memiliki tepi yang tidak rata, dalam visualisasi ini digambarkan seolah-olah daun tersebut tidak memiliki torehan-torehan, tulang daun, warna dan segala apapun yang dimilikinya. Walaupun daun yang diamati memiliki lekukan dan torehan, secara visual torehan atau lekukan tersebut dihilangkan, sehingga bangun daun dapat digambarkan hanya sebagai kerangka helaian daun.

Untuk menentukan bangun daun, visualisasi dilakukan berdasarkan posisi bagian terlebar dari helaian daun, yaitu di tengah helaian daun, dibagian bawah helaian daun dan tidak ada bagian yang terlebar. Hasil visualisasi yang tergambar dari langkah-langkah tersebut merupakan bangun dari  yang bersangkutan, misalnya bulat, segitiga, berbentuk jantung, belah ketupat dan sebagainya.

Bentuk bangun daun
Bentuk bangun daun

Cara melihat bagian daun

  1. Bagian Terlebar di Tengah Helaian Daun

Untuk melihat bagian yang terlebar ditengah daun, buatlah garis ditengah-tengah sebagai lebar daun, sedangkan garis yang menjadi panjang daun adalah ibu tulang daun yang membelah dua sisi daun. Perbandingan panjang dan lebar daun dapat menjadi acuan bentuk daun tersebut.

Bila garis sketsa menggambarkan perbandingan panjang dengan lebar 1 : 1, maka daun tersebut dapat dikatakan berbentuk bulat /bundar (orbicularis). Misalnya adalah daun teratai (Nelumbo sp).

Bila letak tangkai daun berada ditengah-tengah helaian daun, bukan tumbuh dari pangkal daun, maka daun tersebut dikatakan berbentuk perisai (peltatus). Misalnya daun kuping gajah dan keladi.

Bila perbandingan panjang dan lebar helaian daun melalui garis bantu berkisar antara 1,5 : 1 sampai 2 : 1, maka daun dikatakan memiliki bangun jorong (ovalis). Misalnya daun sirih (piper betle).

        Dan bila melalui sketsa garis bantu, perbandingan lebar dan panjang daun berkisar antara 2,5 : 1 sampai 3 : 1, maka bangun daun tersebut adalah memanjang (oblongus). Misalnya daun kenanga (Cananga odorata).

Sedangkan daun berbangun lanset (lanceolatus) adalah daun yang memiliki perbandingan lebar dan panjang daun berkisar antara 3 : 1 sampai 5 : 1. Misalnya daun Oleander (Nerium oleander).

Bangun daun jorong, memanjang dan lanset tidak ditentukan dengan besar kecilnya daun, melainkan ditentukan dengan perbandingan panjang dan lebarnya. Sering dilontarkan bahwa daun yang kecil berbangun jorong, sedangkan daun yang besar berbangun lanset. Terkadang, dengan kriteria tersebut, daun yang berukuran kecil, dengan lebar daun yang sempit dapat dikatakan berbangun lanset. Sebaliknya, daun yang besar dengan lebar yang besar memiliki bangun jorong, bukan lanset.

  1. Bagian Terlebar di Bawah Bagian Daun

Untuk menentukan bangun daun yang berada dibawah daun, perlu juga dilihat pangkal daunnya, berlekuk atau tidak. Pangkal daun yang tidak berlekuk, bangun daun dibedakan menjadi bulat telur (ovatus), bangun segitiga (triangularis) berbentuk segitiga sama kaki, bentuk delta (deltoideus) berbentuk segitiga sama sisi, dan bangun belah ketupat (rhomboideus)

Bila pangkal daun nya bertoreh atau berlekuk, bangun daun dapat berbentuk jantung (cordatus), ada juga berbangun ginjal (reniformis), bila daun berbentuk pendek, lebar, ujung tumpul/membulat, lekukan tidak terlalu dalam contohnya daun kaki kuda. Selain itu ada yang memiliki bangun daun panah (sagittatus), jika ujung daun tajam dan lekukan daun lancip, contohnya daun enceng.

  1. Tidak Ada Bagian yang Terlebar

Bangun seperti ini biasanya di miliki oleh tumbuhan berdaun sempit, sehingga bangun daun dibedakan menjadi :

  1. Berbangun garis (linearis), pada jenis rumput-rumputan. Umumnya memiliki helaian daun yang panjang, sempit, dan tipis. Contohnya daun rumput gajah
  2. Berbangun pita (lingulatus). Mirip dengan daun berbangun garis, tetapi memiliki ukuran daun yang jauh lebih panjang, menyerupai pita yang dapat dilipat-lipat ataupun digulung. Contohnya daun pada jagung
  3. Berbangun pedang (ensiformis). Memiliki helaian daun yang tebal dan kaku, dengan bentuk panjang seperti pedang. Contohnya daun pada nenas
  4. Berbangun paku (subulatus). Memiliki bentuk seperti duri yang panjang dan tajam, dengan struktur yang kaku.
  5. Berbangun jarum (acerosus). Daun yang memiliki bangun jarum mempunyai struktur yang panjang, berbentuk bulat dan kaku, sehingga berdiri tegak dalam setiap helainya.

Terimakasih, semoga artikel ini bermanfaat.

Baca juga : Mengenal Daun Tunggal (Folium Simplex)

http://dosenbiologi.co.id/mengenal-daun-tu…l-folium-simplex/