UGM kembangkan sistem deteksi gempa berbasis IoT 3 hari sebelumnya!

Diposting pada

Tidak dapat dipungkiri bahwa bangsa Indonesia hidup di tengah bencana yang akan datang. Tidak hanya ada risiko letusan gunung berapi, gempa bumi juga mengintai. Berbeda dengan cuaca, datangnya gempa sangat sulit diprediksi. Karena itu, bencana gempa bumi memiliki dampak yang lebih dahsyat. Namun, keadaan ini akan segera berubah seiring tim peneliti UGM mengembangkan sistem EWS. EWS merupakan sistem berbasis IoT yang dapat memprediksi datangnya gempa 3 hari sebelumnya.

UGM-kembangkan-sistem-deteksi-gempa-berbasis-IoT-3-hari-sebelumnya!

Prof Ir Sunarno M.Eng. Ph. D., ketua tim peneliti Laboratorium Sistem Sensor dan Telekontrol

Fakultas Teknik Nuklir dan Fisika UGM mengumumkan rincian waktu prakiraan EWS. Menurut dia, sistem ini seharusnya bisa mendeteksi datangnya gempa dalam waktu 1-3 hari.

Secara khusus, gempa dengan kecepatan 6 skala richter dapat diprediksi oleh sistem ini hingga 2 minggu sebelumnya. Selain peramalan gempa, sistem ini juga dapat mengirimkan peringatan gempa yang akan terjadi di kawasan Sabang hingga Nusa Tenggara Timur.
Beginilah cara kerja pendeteksi gempa EWS

Bagaimana cara kerja sistem EWS? Tim peneliti ini menggunakan teknologi IoT

untuk memprediksi gempa lebih cepat. Total ada lima stasiun yang tersebar di DIY untuk mendeteksi gempa. Sistem ini mengirimkan data ke server melalui IoT setiap 5 detik.

Untuk merumuskan algoritma, tim mengamati konsentrasi radon dan muka air tanah sebelum gempa. Data ini juga diolah menjadi algoritma pendeteksi gempa. Sekadar informasi, jumlah gas randon akan meningkat sesaat sebelum gempa.

Oleh karena itu, peningkatan gas randon ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur

untuk memprediksi datangnya gempa. Para peneliti juga memeriksa tingkat air tanah. Jika terjadi gempa, air tanah akan sangat berfluktuasi.

Kedua data tersebut diproses oleh algoritma EWS, yang mengirimkan hasilnya berupa notifikasi ke smartphone peneliti. Sejauh ini, EWS mampu memprediksi dua hingga tiga hari sebelum gempa terjadi. Selain IoT, sistem ini juga menggunakan komponen lain seperti pengkondisi sinyal, detektor perubahan konsentrasi air tanah dan radon, perangkat penyimpan data, sumber daya listrik, dan kontrol.

Beberapa gempa yang berhasil diprediksi sistem ini, yaitu gempa M5.1 Bengkulu Barat Daya (29 Agustus 2020), gempa Pacitan M5.1 Barat Daya (10 September 2020), gempa Naganraya-Aceh Tenggara M5.4 (14 September 2020) 2020.)) Dan lain-lain. .

Sistem ini akan terus dikembangkan hingga memiliki hasil yang lebih akurat untuk waktu, koordinat episentrum gempa dan magnitudo gempa. Sistem berbasis IoT ini dapat menjadi harapan bangsa ini dalam menghadapi gempa megathrust yang dilaporkan terjadi di pantai selatan Jawa. Dengan demikian, pemerintah bersama masyarakat dapat melakukan persiapan, evakuasi dan penanggulangan secara cepat dan tepat.

LIHAT JUGA :

https://liga-indonesia.id/nomor-bot-stiker-wa/
https://jurubicara.id/alat-mitra-higgs-domino/
https://jurubicara.id/vive-le-football-apk/
https://jurubicara.id/mutualan-telegram/
https://jurubicara.id/dls-2021-mod-apk/
https://jurubicara.id/whatsapp-aero/
https://www.chip.co.id/alat-mitra-higgs-domino/
https://www.chip.co.id/lightroom-mod-apk/
https://www.chip.co.id/codashop-pro-apk/
https://www.chip.co.id/among-us-mod-apk/
https://www.chip.co.id/pubg-mobile-mod-apk/
https://www.chip.co.id/whatsapp-aero/
https://www.chip.co.id/ssstiktok/
https://psyline.id/ff-max-apk/
https://psyline.id/aplikasi-penghasil-saldo-dana/
https://www.i4startup.id/setvsel-apk/
https://t.me/belajarngeblogbareng/45
https://kricom.id/alat-mitra-higgs-domino/
https://kricom.id/ff-max-apk/
https://jurubicara.id/instander-apk/