Penjelasan Sel Darah Merah (eritrosit) Terlengkap

Diposting pada

Tahukah kamu bahwa di dalam tubuh terdapat lebih kurang lima liter darah yang mengalir tiada henti ? Darah adalah sungai kehidupan didalam tubuh kita. Jika kita kehilangan banyak darah, maka nyawa kita akan terancam, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Kali ini kita akan membahas lebih rinci lagi tentang komponen penyusun darah terutama sel darah merah atau eritrosit.

Sel darah manusia
Sel darah manusia
  1. Karakteristik eritrosit

Sel darah merah memiliki bentuk seperti cakram dengan lekukan pada bagian sentralnya (bikonkaf), berdiameter 7,65 µm dan dibungkus oleh membrane sel dengan permeabilitas yang tinggi. Membran sel darah merah juga bersifat elastis dan fleksibel, sehingga memungkinkan sel dapat menembus kapiler (pembuluh darah terkecil).

Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin yang dapat mengikat oksigen. Volume hemoglobin mencapai sepertiga volume sel darah merah. Hemoglobin tersusun dari suatu protein globin. Globin terdiri atas 4 rantai polipeptida yang melekat pada 4 gugus hem yang mengandung zat besi.

  1. Jumlah eritrosit

Jumlah sel darah merah pada laki-laki sehat sekitar 4,2 – 5,4 juta sel/mm³ darah, sedangkan pada wanita sehat sekitar 3,8 – 4,8 juta sel/mm³ darah. Satu tetes darah kira-kira setara dengan 50 mm³. hematokrit adalah rasio volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma darah menggunakan metode sentrifugasi dibandingkan dengan volume total darah. Nilai sampel darah dinyatakan dalam persentase. Hematokrit laki-laki 42% – 54% sedangkan hematokrit perempuan 37% – 47%.

  1. Fungsi eritrosit

Erotrosit berfungsi untuk mengedarkan oksigen keseluruh jaringan melalui pengikatan oksigen oleh hemoglobin. Hemoglobin mengikat oksigen sehingga menjadi oksihemoglobin.  Oksihemoglobin berwarna merah terang. Jika hemoglobin melepas oksigen ke jaringan, maka menjadi deooksihemoglobin (hemoglobin tereduksi) yang berwarna lebih gelap atau kebiruan.

Eritrosit juga berfungsi untuk membawa karbon dioksida ke paru-paru. Hemoglobin berikatan dengan karbondioksida di bagian asam amino pada globin, sehingga disebut karbaminohemoglobin. Hanya 20% karbon dioksida dalam darah yang terikat pada karbaminohemoglobin, 80% sisanya berbentuk ion bikarbonat.

  1. Pengaturan produksi eritrosit

Pembentukan eritrosit disebut eritropoiesis, terjadi di sumsum merah tulang dan diatur hormon eritropoietin. Produksi eritrosit juga dipengaruhi oleh hormone kortison, hormon tiroid dan hormon pertumbuhan. Hormon eritropoietin merupakan suatu hormon glikoprotein yang diproduksi di ginjal. Kecepatan produksi eritropoietin berbanding terbalik dengan persediaan oksigen didalam jaringan. Jika penerimaan oksigen pada jaringan berkurang (anoksia), akan menyebabkan peningkatan produksi eritropoietin, sehingga produksi sel darah merah semakin meningkat pula.

  1. Umur dan destruksi eritrosit

Sel darah merah biasanya bersirkulasi selama 120 hari sebelum menjadi rapuh dan pecah. Eritrosit tidak memiliki inti sel, mitokondria dan retikulum endoplasma, tetapi enzim sitoplasmanya mampu memproduksi ATP dalam waktu yang terbatas. Fragmen sel darah merah yang rusak akan difagositosis oleh makrofag di dalam limfa, hati dan sumsum tulang untuk digunaan kembal. Fragmen-fragmen tersebut yaitu :

  • Globin (bagian protein), terdegredasi menjadi asam amino yang akan disintesis menjadi asam amino sel.
  • Hem (bagian yang mengandung besi) akan diubah menjadi biliverdin (pigmen hijau), kemudian diubah menjadi bilirubin (pigmen kuning). Bilirubin akan diserap hati dan disekresikan ke dalam empedu.
  • Zat besi yang dilepas hem akan digunakan untuk menyintesis eritrosit baru.
Sel darah merah
Sel darah merah

Terimakasih, semoga artikel ini bermanfaat

Baca juga : Penjelasan Sel Darah Putih (leukosit) Lengkap

http://dosenbiologi.co.id/penjelasan-sel-d…leukosit-lengkap/ ‎