Sistem Pertahanan Spesifik (Adaptif)

Diposting pada

Pertahanan spesifik merupakan sistem kompleks yang memberikan respons imun terhadap antigen yang spesifik. Antigen spesifik contohnya bakteri, virus, toksin, atau zat lain yang dianggap asing. Pertahanan spesifik mampu mengenal benda asing bagi dirinya dan memiliki memori (kemampuan mengingat kembali) terhadap kontak sebelumnya dengan suatu agen tertentu. Benda asing yang pertama kali terpajan dengan tubuh segera dikenal dan menimbulkan sensitisasi (kontak pertama kali), sehingga jika antigen yang sama masuk ke dalam tubuh untuk kedua kalinya, maka akan segera dikenal dan dihancurkan lebih cepat.

  1. Komponen Respon Imunitas Spesifik

Respons imunitas spesifik melibatkan dua komponen, yaitu antigen dan antibodi.

  • Antigen, zat yang merangsang respon imunitas, terutama dalam menghasilkan antibodi. Umumnya berupa zat dengan berat molekul besar dan kompleks, seperti protein dan polisakarida. Permukaan bakteri mengandung banyak protein dan polisakarida yang bersifat antigen, sehingga antigen dapat berupa bakteri, virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker atau racun.

Antigen memiliki bagian-bagian sebagai berikut :

  • Determinan antigen (epitop), bagian antigen yang dapat membangkitkan respons imunitas (dapat menginduksi pembentukan antibodi). Suatu antigen dapat memiliki dua atau lebih molekul determinan antigen.
  • Hapten, molekul kecil yang jika sendirian tidak dapat menginduksi produksi antibodi. Namun, hapten akan bersifat imunogenik (mampu menginduksi produksi antibodi) jika bergabung dengan carrier yang bermolekul besar.
  • Antibodi, protein larut yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respons terhadap keberadaan suatu antigen dan akan bereaksi dengan antigen tersebut. Antibodi merupakan protein plasma yang disebut imunoglobulin (Ig). Terdapat lima kelas imunoglobulin, yaitu :
Bentuk immunoglobulin
Bentuk immunoglobulin
  • IgA, berfungsi untuk melawan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.
  • IgD, berfungsi membantu memicu respons imunitas.
  • IgE, terikat pada reseptor sel mast dan basofil. IgE menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia lainnya.
  • IgG, berjumlah paling banyak sekitar 80% dari keseluruhan antibodi yang bersirkulasi.
  • IgM, antibodi yang pertama tiba dilokasi infeksi. IgM menetap di dalam pembuluh darah dan tidak masuk ke jaringan.

 

  1. Struktur Antibodi

    Struktur antibodi
    Struktur antibodi

Pada umumnya molekul antibodi berbentuk seperti huruf Y, yang terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut :

  • Dua rantai berat dan dua rantai ringan dihubungkan oleh jembatan disulfida
  • Daerah variabel (V) antarmolekul memiliki rangkaian asam amino yang berbeda dan membentuk suatu reseptor untuk antigen spesifik
  • Daerah konstan (C) menstabilkan sisi pengikat antigen
  • Daerah Hinge (engsel) memungkinkan kedua lengan Y dapat membuka atau menutup untuk mengakomodasi pengikatan terhadap dua determinan antigen yang terpisah pada jarak tertentu seperti yang ditemukan pada bakteri.

 

Terimakasih, semoga artikel ini bermanfaat.

Baca juga : Sistem Limfatik beserta Penjelasannya Terlengkap

http://dosenbiologi.co.id/sistem-limfatik-…annya-terlengkap/ ‎